Senin, 20 Juli 2015

MAKALAH SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN




https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMmHxnx3vuPpNGKhgnrikHQhV9E6PqRYXLDG0raZ9IzSXrj3ANv4WkzA




Judul
Sistem Pendidikan di Korea Selatan




Disusun Oleh :
        
                                            Kartono                                                  


PROGRAM PASCASARJANA S-2
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
TAHUN 2015
AAMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
A.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang           
Berdasarkan hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia, yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh lembaga yang berkantor pusat di Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Indonesia menduduki urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam (Kompas,5/9/2001). Hal demikian sangat dipengaruhi oleh kondisi soaial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman (Abdul Malik Fadjar, Mendiknas tahun 2001).
Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang dihasilkan selama ini. Sistem pendidikan juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti political will dan dinamika sosial. Peran lembaga legislatif dan ekskutif dalam menyusun regulasi sangat berperan dalam penyelnggaraan sistem pendidikan.
Perbaikan sistem pendidikan di Indonesia oleh karena itu perlu ditingkatkan dengan membandingkan sistem pendidikan yang berjalan di negara lain. Studi perbandingan pendidikan sebagai salah satu bagian dalam bidang pendidikan memiliki manfaat nyata, terutama sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Dengan melihat dan mengkaji keunggulan-keunggulan system pendidikan di Negara lain, kita bisa belajar berbagai hal dari Negara tersebut dan memanfaatkannya demi kemajuan pendidikan di tanah air.
 Untuk itulah pada kesempatan kali ini, kami bertiga mencoba menguraikan sistem pendidikan Negara Korea Selatan. Penulis tertarik untuk melihat dan mengkaji system pendidikan di Negara ini, dikarenakan Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor industri dan perdagangan. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan pendidikan di Negara tersebut, terutama dalam hal penguasaan teknologi industri dan perdagangan. Secara geografis Korea Selatan memiliki kesamaan dengan Indonesia yaitu memiliki banyak pulau, lautan,dan bentang alam yang beraneka ragam.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, kami bertiga mencoba mengkaji berbagai literature yang relevan tentang sistem pendidikan di Korea Selatan dan menyusunnya dalam bentuk makalah singkat ini. Makalah ini kami beri judul “Sistem Pendidikan di Korea Selatan”.

2.    Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas tentang sistem pendidikan di Korea Selatan permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.    Bagaimana gambaran umum negara Korea Selatan?
b.    Bagaimana sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan?
c.    Bagaimana jenjang dan jalur pedidikan di Korea Selatan?
d.   Bagaimana implementasi kurikulum dan pembelajaran di Korea Selatan?
e.    Mengapa peserta didik di Korea Selatan kompetensinya bagus?
f.     Bagaimana kondisi pendidik di Korea Selatan?
g.    Apa saja pembaruan pendidikan terbaru di Korea Selatan?

3.    Tujuan Penulisan
Setelah kami bertiga mengetahui permasalahan di atas maka tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
a.    Untuk mengetahui gambaran umum negara Korea Selatan.
b.    Untuk mengetahui sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan.
c.    Untuk mengetahui jenjang dan jalur pedidikan di Korea Selatan.
d.   Untuk mengetahuinimplementasi kurikulum dan pembelajaran di Korea Selatan.
e.    Untuk mengetahui kompetensi peserta didik di Korea Selatan.
f.     Untuk mengerahui kondisi pendidik di Korea Selatan.
g.    Untuk mengetahui pembaruan pendidikan terbaru di Korea Selatan.

h.   Sistematika Penulisan
Makalah ini disajikan sesuai sistematika penulisan ilmiah dengan disertai penjelasan. Adapun sistematika penyajian makalah ini sebagai berikut:
A, PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
     Berisi uraian hasil survei PERC, kondisi sistem pendidikan di Indonesia,  
     upaya perbaikan dengan membandingkan sistem pendidikan di Korea
     Selatan.
2.    Perumusan Masalah
   Terdapat tujuh permasalahan
3.    Tujuan Penulisan
  Terdapat tujuh tujuan penulisan.
4.    Sistematika Penulisan
B.  ISI
1.      Gambaran Umum
2.      Sistem Pengelolaan Pendidikan
3.      Jenjang dan Jalur Pendidikan
4.      Kurikulum dan Pembelajaran
5.      Peserta Didik
6.      Pendidik
7.      Pembaruan Pendidikan Terbaru
C.  PENUTUP
1.      Kesimpulan
2.      Saran
          DAFTAR PUSTAKA
          Lampiran

B.  DESKRIPSI PENULISAN
1.    Gambaran Umum Korea Selatan
Republik Korea Selatan yang didirikan pada tahun 1948 terletak di semenanjung daratan Asia Timur. Luas wilayah 99.678 km², terdiri atas semenanjung serta 3200 buah pulau yang besar dan kecil dengan batas-batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan lautan pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan selat Jepang, disebelah barat berbatasan dengan demarkasi militer (garis lintang 38º) yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara. Penduduk Korea Selatan kurang lebih 50,19 juta jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun dengan kondisi penduduk yang homogen (etnik Korea), dengan angka literasi 98% (World Almanac 2014).
Korea Selatan terletak memiliki 4 musim yaitu musim panas, dingin, dan gugur. Waktu musim panas, mulai bulan Juni hingga Agustus. Pada bulan Agustus suhu rata-rata berkisar 25,4. Karena 3 bagian semenanjung Korea dikelilingi laut, hingga musim panas sangat sesuai dengan olahraga di laut. Musim dingin mulai bulan Desember hingga bulan Pebruari. Suhu rata-rata berkisar -8 di daerah Utara, dan 0 di daerah Laut Selatan. Di musim dingin masyarakat Korea bisa menikmati olahraga di musim dingin dan pariwisata salju. Di kawasan pegunungan daerah timur, salju cukup banyak turun, hingga daerah permainan ski dan kawasan papan luncur salju dapat dinikmati mulai bulan Desember hingga Pebruari. Di musim semi mulai bulan Maret hingga Mei, dan musim gugur mulai bulan September hingga Nopember, tidak dingin dan juga tidak panas, hingga sesuai untuk berjalan-jalan. Di musim semi hujan relatif lebih banyak turun daripada di musim gugur, namun suhu udara cukup enak dan pemandangan disertai bunga dan pohon-pohon, indah sekali, jadi sesuai untuk berjalan-jalan. Di musim gugur udara sangat cerah, hingga paling sesuai untuk berjalan-jalan. Oleh karena itu, kebanyakan festival dan acara olahraga diselenggarakan di musim gugur
Korea Selatan memiliki bentuk negara Republik dengan pembagian kekuasaan dalam 3 lembaga yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Lembaga Eksekutif Korea Selatan dipimpin oleh Presiden sebagai kepala negara dan Perdana Menteri sebagai pemimpin pemerintahan. Walaupun demikian, Presiden memiliki autoritas yang lebih besar dalam penetapan keputusan kenegaraan, domestik maupun hubungan luar negeri. Presiden memiliki masa menjabat selama 5 tahun. Pemilihan umum Korea Selatan menggunakan sistem popular vote dan terakhir kali diselenggarakan pada Desember 2012 dengan Presiden Park Geun Hye sebagai pemenang.
Dalam lembaga Legislatif, Korea Selatan memiliki Unicameral National Assembly atau Gukhoe yang dipilih setiap 4 tahun sekali dan terakhir diselenggarakan pada 11 April 2012. Assembly ini memiliki 299 seats dan diisi oleh perwakilan dari beberapa partai politik. Sementara dalam lembaga Yudikatif, Korea Selatan memiliki Supreme Court dan Pengadilan Banding Constitutional Court. Korea Selatan sendiri memiliki banyak partai politik, menurut Komisi Pemilu Korsel, partai politik yang terdaftar pada tahun 2012 sebanyak 8 partai. Namun hanya dua partai besar yang mendominasi hasil pemilu yaitu partai berkuasa Saenuri dan Democratic United Party.
Adapun sistem pemerintahan Korea Selatan bersifat sentralistik. Dengan sistem sentralistik ini, maka kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislatif daerah, seperti yang terdapat pada pemerintahan sistem desentralisasi. Sistem ini didukung semangat masyarakat Korea Selatan yang populer yakni suka bekerja keras. Sehingga peningkatan kualitas SDM mengalami perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan pendidikan.

2.    Sistem Pengelolaan Pendidikan
Sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Kebijakan menteri dilaksanakan hingga di daerah otonom. Di daerah terdapat dewan pendidikan (board ofeducation). Pada setiap propinsi dan daerah khusus (Seoul dn Busam), masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih oleh daerah otonom, dari lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan jabatan ex officio; yang dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur propinsi dan super intendent, Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau gubernur.
Pemerintah menganggarkan pengelolaan sistem pendidikan nasional yang berasal adri alokasi dana APBN. Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga forsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini. Adapun sumber biaya pendidikan, bersumber dari, GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan kejuruan.
Sistem Pendidikan di korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 4 tahun Universitas, secara umum terdiri dari 6-3-3-4. Untuk jenjang SD dan SMP semua biaya sekolah ditanggung oleh pemerintah selama 9 tahun.
Sistem pendidikan dari pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi dalam 2 semester pertahunnya. Jika selesai semester pertama sekolah akan libur sebulan penuh dimusim panas. Jika selesai semester ke dua dan sebelum dimulainya semester baru akan libur dimusim dingin dan dimusim semi selama 2 bulan. Untuk keluarga yang berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan biasanya anak yang usiannya 5 tahun mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak ingin menempuh pendidikan pra sekolah, para pengajar disekolah itu akan memberi konsultasi langsung setelah itu baru siswa di terima sekolah. Anak yang telah berusia 6 tahun terhitung 1 januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar, Korea punya perhitungan tahun untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1 tahun usianya jadi untuk usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di korea adalah 7 tahun.
3.    Jenjang dan Jalur Pendidikan
Seperti halnya pendidikan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang, yaitu jenjang pendidikan primer (primary education), pendidikan sekunder (secondary education), dan pendidikan tinggi (high education). Pendidikan primer di Korea Selatan diwajibkan untuk anak-anak berusia 6 sampai 14 tahun. Pada jenjang pendidikan primer ini, prosesnya dilaksanakan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pendidikan sekunder di Korea selatan idealnya dilaksanakan selama 6 tahun, yaitu 3 tahun di sekolah menengah (setara dengan SMP di Indonesia) dan sekolah atas (setara dengan SMA di Indonesia). Pada jenjang pendidikan sekunder ini, prosesnya dilaksanakan sekolah-sekolah kejuruan (setara dengan SMK di Indonesia). Selain itu, pada usia-usia sekolah menengah dan sekolah tinggi ini, anak-anak Korea Selatan melaksanakan beberapa pendidikan tambahan, yaitu melalui kegiatan kursus-kursus tertentu. Pendidikan tinggi di Korea Selatan dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan perkuliahan di beberapa perguruan tinggi, baik perguruan tinggi negeri maupun swasta yang jumlahnya sekitar 330 perguruan tinggi. Adapun beberapa perguruan tinggi yang terkemuka di Korea Selatan antara lain Universitas Korea (Korea University), Universitas Nasional Seoul (Seoul National University), Universitas Ewha (Ewha Women’s University), dan Universitas Yonsei (Yonsei University).
Pendidikan SD dimulai dari kelas satu sampai kelas enam jika tidak ada hal yang khusus setiap tahun bisa naik kelas. Jenis sekolah dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta. Masa pendidikanya sama perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah swasta harus membayar uang sekolah. Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP dan itu tidak dipungut biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung jawab individu. Korea sendiri yang memiliki peraturan 2 anak saja cukup dahulu. Maka saat ini mereka akan kekurangan generasi muda dimasa yang akan datang. Untuk itu mereka memberi aturan untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari 2, maka setiap anaknya akan diberi tunjangan perbulan. Disetiap kelas untuk SMP memiliki seorang wali kelas yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk masing-masing pelajaran memiliki tenaga pengajar yang berbeda-beda. Mata pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial moral, matematika, ilmu science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan, bahasa inggris . Dalam tiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang hasilnya akan dikirim ke rumah masing-masing. Menginjak di kelas 3, nilai dan kemampuan siswa akan dipertimbangkan untuk melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas akan memberi saran dan petunjuk untuk mereka melanjutkan ke SMU.
Untuk pendidikan di SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah Umum, Sekolah Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum Sekolah Menengah Umum mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan tinggi. Sekolah Menengah Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata pelajaran yang dibutuhkan untuk masuk kerja. Sekolah Menengah Khusus adalah sekolah yang memberikan keterampilan khusus seperti bidang scince atau bahasa asing, olah raga dan lain-lain. Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi di Korea terbagi 2 yaitu, masa pendidikan 4 tahun dan 2 tahun, sebagian besar mempelajari dasar-dasar kejuruan tentang mata kuliah keahlian, berbeda dengan masa pendidikan 4 tahun yang mempelajari ilmu secara keilmuan. Seseuai dengan dasar tuhuan Universitas terbagi menjadi Universitas Umum, niversitas Kejuruan, dan Universitas Khusus. Universitas Kejuruan contohnya pendidikan, komunikasi, pembukuan, teknik. Universitas Khusus meliputi perpajakan, kepolisian dan akademi militer. Saat akan masuk Universitas secara umum ditentukan nilai SMU dan setiap tahun mengikuti ujian kemampuan dan bakat. Walaupun mereka dapat masuk ke Universitas dengan ke 2 nilai tersebut cara pemilihan siswa sedikit berbeda di setiap Universitas karena di setiap Universitas mempunyai syarat-syarat tertentu. Jika orang tuannya asing bisa mengikuti ujian saringan khusus pelajar asing.

4.    Kurikulum dan Pembelajaran
a.      Kurikulum
Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan "equal accessibility" ke sekolah menengah di daerahnya.
Kini Korea mengimplementasikam kurikulum pendidikan dengan menekankan pada pemberian bekal kompetensi untuk dunia kerja dan mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan kejenjang berikutnya. Kurikulum dikembangkan oleh dewan pendidikan/sekolah sesuai dengan karakteristik lingkungan belajar, siswa, dan daerah dengan memperhatikan perkembangan dimensi global. Baik negri dan swasta sekolah memiliki kutikulum yang relatif sama, yaitu lebih banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari dan perkembangan iptek.
Sekolah diberi keleluasaan untuk menambah kurikulum lokal sesuai minat siswa dan kondisi wilayah masing-masing, dengan pilihan kurikulum lokal yang diarahkan kepada masalah : Pertanian, perikanan, dan Teknologi, yang mampu membawa siswa untuk memiliki kreatifitas terutama untuk kehidupannya. Untuk kasus korea selatan tentang kurikulum muatan lokal implementasinya sangat berbeda dengan Indonesia, yang rata-rata memasukkan kurikulum lokal yang “ tidak” langsung berhubungan dengan pemenuhan harkat hidup siswa, seperti kurikulum lokal hanya terbatas pada bahasa daerah/bahasa asing, seni dan lain-lain, yang tidak atas dasar keinginan siswa dan kondisi daerah setempat.

b.      Pembeljaran
Korea Selatan sangat terobsesi dengan pendidikan. Pendidikan benar-benar ditekankan kepada siswa seperti orang gila. Seberapa keras siswa belajar? Selama tahun-tahun sekolah mereka dan kadang-kadang bahkan selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah dari jam 8 pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai sekolah, mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk meningkatkan kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak mendukung masa depan mereka.
Pembelajaran di Perguruan Tinggi menjamin kesempatan peluang kerja. Di Korea, jika masuk sebuah universitas bergengsi, akan memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapatkan informasi pekerjaan yang baik. Seorang mahsiswa memasuki universitas yang baik tidak hanya menjamin keadaan ekonomi individunya, tetapi juga mencerminkan reputasi orang tua. Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling penting bagi seorang pimpinan bukan kepribadian atau pengalaman kerja, melainkan di Universitas apa orang tersebut belajar. Korea memiliki tingkat kelulusan SMA 97%, ini adalah yang tertinggi tercatat di negara-negara maju. Sangat menarik untuk dicatat bahwa 80% sekolah-sekolah di korea memperbolehkan hukuman fisik.
5.    Peserta Didik
Anak-anak Korea Selatan paling tidak bahagia menurut studi di antara negara-negara maju, menurut pemerintah Selasa (4/11), karena stress akibat tekanan pendidikan yang sangat tinggi di negara itu. Korea Selatan ada di posisi paling bawah di antara 30 negara dalam tingkat kepuasan anak-anak dengan hidup mereka, menurut Kementerian Kesehatan Korea Selatan, diikuti oleh Rumania dan Polandia. Faktor paling relevan dalam kepuasan hidup anak-anak adalah stress akademik, diikuti dengan kekerasan di sekolah, ketagihan Internet, kelalaian dan kekerasan dunia maya," menurut kementerian tersebut mengenai survei yang dilakukan atas lebih dari 4.000 rumah tangga dengan anak-anak berusia kurang dari 18 tahun.
Kepala Bank Dunia Jim Yong Kim, yang lahir di Korea Selatan, mengatakan sistem pendidikan telah memberikan beban berat di pundak anak, dengan fokus pada kompetisi dan jam belajar panjang. Lebih dari setengah anak-anak usia antara 15 dan 19 tahun yang ingin bunuh diri menyebut kinerja akademik dan ujian masuk universitas sebagai alasan, menurut Statistik Nasional Korea.
Orang-orangtua Korea Selatan dikenal memasukkan anak-anak ke sekolah-sekolah untuk belajar sampai malam hari, dan mulai pengajaran Bahasa Inggris di taman kanak-kanak. Korea Selatan juga memiliki prestasi buruk dalam indeks pembatasan anak, yang mencakup kemiskinan anak dan waktu untuk hobi dan sekolah atau aktivitas klub. Negara itu ada di posisi paling bawah, setelah Hungaria dan Portugal.
6.    Pendidik
Kondisi lain yang dapat dipetik dalam hal pendidik/guru, dimana Negara ini untuk menjadi guru SD saja  pada tahun 1990-an harus D-II dan untuk sekolah menengah harus diploma 4. Kondisi ini jika dibandingkan dengan Indonesia, terutama sepuluh tahunan ke belakang, guru SD kita hanya bertingkat SLTA/SPG dan baru sebagian kecil yang setingkat D-II PGSD, yang kini setelah sebagian besar telah berkualifikasi D-II PGSD baru mulai beranjak ke S1 PGSD, karena adanya tuntutan UU Guru dan Dosen tahun 2005. Jadi dari segi latar pendidikan guru SD saja kita sudah tertinggal kurang lebih 20-50 tahun dibandingkan dengan Korea Selatan Belum lagi masalah karier, dimana Negara ini telah menerapkan sistem sertifikasi terhadap guru agak lama, sedangkan guru sekolah menengah (SLTP/SLTA) di Korea mensyaratkan harus berlatar belakang S2/S3 dengan kajian khusus atau bidang study, beda halnya di Indonesia yang terkadang satu guru bisa mengajar apa saja, bahkan tidak aneh bila guru agama mengajar matematika dll, serta sebaliknya. Mengingat pendidikan merupakan ”titik sentral” dalam maju mundurnya kondisi bangsa, untuk itu sudah selayaknyalah anggaran pendidikan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan paling penting juga menjamin kesejahteraan para guru sebagai prajurid terdepannya, sehingga para guru dapat merasa bangga dalam menjalankan tugasnya. Hal ini cukup beralasan, karena menurut Ferggosun, (1999) bahwa “………Semakin tinggi gaji guru semakin berkualitas hasil pendidikan”.

7.    Pembaruan Pendidikan Terbaru
Sampai pertengahan 1990-an, industri-industri di korea masih berorientasi terhadap proses manufaktur produk. Namun pada akhir 1990-an, pemerintah mulai mengganti kebijakan ekonomi industri dari yang semula berorientasi pada manufaktur produk-produk menjadi berorientasi kepada pengembangan produk yang berbasis pengetahuan. Untuk mendukung kebijakan ini pemerintah mengganti kebijakan pendidikan tinggi yang tadinya fokus ke masalah pendanaan sekolah menjadi berorientasi untuk menciptakan lingkungan intelektual yang mendukung tumbuhnya inovasi. Langkah nyata pemerintah Korea Selatan adalah dengan mengeluarkan proyek BK 21, yaitu proyek ambisius Korea Selatan untuk menciptakan masyarakat modern yang berbasis ilmu pengetahuan.
Pemerintah Korea Selatan menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran utama, yakni pengembangan sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan pendidikan, serta pembangunan sistem desentralisasi dan reformasi daerah. Pengembangan sumber daya manusia diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di dunia internasional. Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi kesenjangan pendidikan dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk memperluas pembangunan negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan desentralisasi sektor pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang terarah.
Perguruan tinggi pun diberi peran dalam pengembangan pendidikan, melalui program "Brain Korea 21" atau BK21. Program ini bertujuan meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program ini pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar Rp 11,2 triliun), untuk mendanai perguruan tinggi dengan titik berat pada kegiatan penelitian. BK21 menjadi semacam unit riset unggulan dalam pendidikan tinggi Korea Selatan.
Upaya pemerintah mengatasi masalah keterbatasan materi  dengan membuka saluran pendidikan di jaringan televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting System (EBS), agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.
Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan agar selalu berada selangkah di depan. "Ketika orang lain sedang tidur, kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus terbang."
Bagi pemimpin Korsel, sebagaimana halnya juga di Amerika Serikat, penggunaan teknologi untuk pendidikan di sekolah merupakan pertanda kemajuan peradaban tersendiri. Hal itulah yang menjadi alasan Departemen Pendidikan Korea Selatan mengumumkan rencana dalam menggantikan buku teks menjadi buku digital (e-reader) pada tahun 2015 dengan anggaran sebesar US$ 2,4 Miliar.
Tetapi, setelah pemerintah Korsel mengetahui data terbaru bahwa 10% anak-anak di Korea Selatan menunjukkan gejala kecanduan video game, belum lagi study mengenai dampak negatif melihat layar dalam waktu terlalu lama; kini justru pemerintah Korsel untuk sementara melarang penggunaan buku digital dalam rentang waktu tertentu. Hal ini berdampak terhadap pengunduran rencana pemerintah Korsel, yang beralih ke buku digital tahun 2015 kelak untuk siswa SD kelas satu dan dua. Tetapi, untuk siswa tingkat lanjutan yang telah terlanjur menggunakan buku digital, kembali diimbangi dengan penggunan buku cetak seperti biasa.

C.  KESIMPULAN
1.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dan pembahasan dalam makalah Sistem Pendidikan di Korea Selatan, dapat dipahami bahwa pengelolaan sistem pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia. Pengelolaan tersebut membutuhkan political will dan dinsmiks social yang baik dari semua warga negara.
Secara rinci hasil deskripsi makalah ini yang dengan memperhatikan berbagai sumber dapat disimpulkan sebagai berikut:
a.    Dari gambaran umum Republik Korea Selatan didirikan pada tahun 1948 terletak di Asia Timur. Luas wilayah 99.678 km². Jumlah penduduk 50,19 juta jiwa. Sistem dan pengelolaan pendidikan bersifat sentralistik, sementara di daerah otonom dewan pendidikan banyak memberi kontribusi perkembangan pendidikan di Negara ini. Sehingga pendidikan sangat maju dan menjadi terbaik di Asia.
b.    Sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Kebijakan menteri dilaksanakan hingga di daerah otonom. Pemerintah menganggarkan dana 20% dari APBN untuk biaya pendidikan.
c.    Korea Selatan ada tiga jenjang pendidikan yaitu pendidikan primer sederajat SD, pendidikan sekunder sederajat dengan SMP dan SLTA, dan pendidikan tinggi. Pada perguruan tinggi dibedakan 2 jenis mempelajari keilnuan dan keahlian.
d.   Kurikulum mengedepankan penguasaan kompetensi praktis pada penguasaan iptek dan memberi bekal keahlian untuk dunia kerja. Disusun oleh dewan pendidikan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan sekolah. Sekolah diberi keleluasaan mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik budaya lokal.
e.    Peserta didik di Korea Selatan paling tidak bahagia dalam belajar. Mereka belajar dari jam 08.00 pagi hingga malam. Beban belajar anak sangat tinggi dan pembatasan anak merupakan terburuk di dunia.
f.     Kualifikasi pendidik di Korea Selatan untuk jenjang pendidikan primer minimal S1, sementara di jenjang sekunder minimal S2/S3. Untuk meningkatkan kesejahteraan guru ada sertifikasi dan intensif dari pemerintah.
g.    Reformasi pendidikan di Korea Selatan terus dilakukan lembaga ekskutif dan legislatif dalam mengambil kebijakan kurikulum. Pemerintah mengganti kebijakan pendidikan tinggi yang tadinya fokus ke masalah pendanaan sekolah menjadi berorientasi untuk menciptakan lingkungan intelektual yang mendukung tumbuhnya inovasi.

2.    Saran
Berdasarkan kesimpulan penulis mempunyai saran sebagai berikut:
a.       Kurikulum di negara kita hendaknya dapat mengadopsi dari Korea Selatan yang mengedepankan penguasaan iptek dan keahlian untuk dunia kerja.
b.      Pemerintah hendaknya memfasilitasi program S2 bagi guru-guru mulai dari guru TK hingga Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kompetensi paedagogik dan profesionalnya sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa sejajar dengan negara-negara lain yang lebih maju.
c.       Perlua adanya program pendidikan building scholl di Indonesia sehingga siswa dapat belajar sesuai yang diprogramkan dan terkontrol dengan baik.




























DAFTAR PUSTAKA
Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan sistem pendidikan, Bandung : Lubuk Agung. Nanag Fattah. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT
Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam. Bangil-
            Jatim: Al-Izzah
Ngalim Purwanto. (1993). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Badung: CV
            Remaja Karya.
PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
Remaja Persada Karya. NIER, (1999). An International Comparative Study of School
            Curriculum. Tokyo, Japan.
Supriadi, Iman (1988),Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta, P2LPTK Undap, Andy PP (1988). Pola Kepemimpinan dan profesionalisasi. Tenaga
            Kependidikan.  (Disertasi) Bandung; Program Pascasarjana UPI.
UU No.20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sumber Internet:






Lampiran
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bb/Seoul-National.Assembly-02.jpg/220px-Seoul-National.Assembly-02.jpg
Gedung Perwakilan Korea Selatan
Map of South Korea
Peta  Korea Selatan

https://thaliapetunia.files.wordpress.com/2014/03/4ab15-korea2.jpg?w=320&h=227
Suasana Belajar di SD
https://thaliapetunia.files.wordpress.com/2014/03/93963-korea.jpg?w=320&h=163
Suasana  Belajar di SMP


https://thaliapetunia.files.wordpress.com/2014/03/bad28-korea1.jpeg?w=320&h=206
Suasana Belajar di TK
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiccZWeWK2DephfU9Rn8_XG7iTmJQwi5DT2mMG_4rPpgBDLRyaJXgPfm8LULqx6OLFSFdCG78wk8tj4GNIlVsxG0-W-_DDy4q4mLChjYln5fWthC_2Ou1JnnpKE-uXOKJejbHmt6pIeq-g/s320/382_ALSeeEdit_sasw123.jpg

Fakta Sekolah di Korea Selama 16 Jam

4 komentar:

  1. Assalamualaikum. Maaf. Mungkin Bapak tahu mengenai buku pendidikan di korea selatan?

    BalasHapus
  2. Dapatkan pinjaman dana paling tinggi hanya dengan gadai bpkb mobil dan kredit mobil bekas dp rendah serta cicilan yang ringan untuk seluruh wilayah indonesia
    Untuk keterangan selengkapnya silahkan hubungi marketing officer kami berikut ini. Cukup melalui sms atau whatsapp, kemudian marketing kami akan segera menghubungi Anda
    Contact : Sukma Dinata
    Phone/Whatsapp/Sms: 081280295839

    BalasHapus
  3. Hello Sir, thank you so much for sharing this journal. It helps me a lot. Hope u have a great day, sir!

    BalasHapus