
Judul
Sistem Pendidikan di Korea Selatan
Disusun Oleh :
Kartono
PROGRAM PASCASARJANA S-2
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
TAHUN 2015
AAMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
A.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Berdasarkan
hasil survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) yang
menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan Asia,
yaitu dari 12 negara yang disurvei oleh lembaga yang berkantor pusat di
Hongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul
Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia. Indonesia menduduki
urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam (Kompas,5/9/2001). Hal demikian sangat dipengaruhi oleh kondisi soaial
politik, termasuk persoalan
stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman (Abdul Malik Fadjar, Mendiknas tahun 2001).
Kondisi ini menunjukan adanya hubungan
yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan
sumber daya manusia Indonesia
yang dihasilkan selama ini. Sistem
pendidikan juga dipengaruhi
faktor-faktor lain seperti political will dan dinamika sosial. Peran
lembaga legislatif dan ekskutif dalam menyusun regulasi sangat berperan dalam
penyelnggaraan sistem pendidikan.
Perbaikan sistem pendidikan di Indonesia oleh karena itu
perlu ditingkatkan dengan membandingkan sistem pendidikan yang berjalan di
negara lain. Studi perbandingan pendidikan sebagai salah satu bagian dalam
bidang pendidikan memiliki manfaat nyata, terutama sebagai bahan pertimbangan
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia Dengan melihat dan mengkaji
keunggulan-keunggulan system pendidikan di Negara lain, kita bisa belajar
berbagai hal dari Negara tersebut dan memanfaatkannya demi kemajuan pendidikan
di tanah air.
Untuk itulah pada
kesempatan kali ini, kami bertiga mencoba menguraikan sistem pendidikan Negara Korea Selatan. Penulis
tertarik untuk melihat dan mengkaji system pendidikan di Negara ini,
dikarenakan Negara ini memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor
industri dan perdagangan. Kemajuan ini tentunya tidak terlepas dari kemajuan
pendidikan di Negara tersebut, terutama dalam hal penguasaan teknologi industri
dan perdagangan. Secara geografis Korea Selatan memiliki kesamaan dengan
Indonesia yaitu memiliki banyak pulau, lautan,dan bentang alam yang beraneka
ragam.
Dengan
keterbatasan yang dimiliki, kami bertiga mencoba mengkaji berbagai literature
yang relevan tentang sistem pendidikan di Korea Selatan dan menyusunnya dalam
bentuk makalah singkat ini. Makalah ini kami beri judul “Sistem Pendidikan di
Korea Selatan”.
2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas tentang sistem pendidikan di
Korea Selatan permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.
Bagaimana gambaran umum negara Korea Selatan?
b.
Bagaimana sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan?
c.
Bagaimana jenjang dan jalur pedidikan di Korea Selatan?
d.
Bagaimana implementasi kurikulum dan pembelajaran di Korea Selatan?
e.
Mengapa peserta didik di Korea Selatan kompetensinya bagus?
f.
Bagaimana kondisi pendidik di Korea Selatan?
g.
Apa saja pembaruan pendidikan terbaru di Korea Selatan?
3.
Tujuan Penulisan
Setelah kami bertiga mengetahui permasalahan di atas maka
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
a.
Untuk mengetahui gambaran umum negara Korea Selatan.
b.
Untuk mengetahui sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan.
c.
Untuk mengetahui jenjang dan jalur pedidikan di Korea Selatan.
d.
Untuk mengetahuinimplementasi kurikulum dan pembelajaran di Korea Selatan.
e.
Untuk mengetahui kompetensi peserta didik di Korea Selatan.
f.
Untuk mengerahui kondisi pendidik di Korea Selatan.
g.
Untuk mengetahui pembaruan pendidikan terbaru di Korea Selatan.
h.
Sistematika Penulisan
Makalah ini
disajikan sesuai sistematika penulisan ilmiah dengan disertai penjelasan.
Adapun sistematika penyajian makalah ini sebagai berikut:
A, PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Berisi uraian
hasil survei PERC, kondisi sistem pendidikan di Indonesia,
upaya
perbaikan dengan membandingkan sistem pendidikan di Korea
Selatan.
2.
Perumusan Masalah
Terdapat tujuh permasalahan
3.
Tujuan Penulisan
Terdapat tujuh tujuan penulisan.
4.
Sistematika Penulisan
B. ISI
1.
Gambaran Umum
2.
Sistem Pengelolaan Pendidikan
3.
Jenjang dan Jalur Pendidikan
4.
Kurikulum dan Pembelajaran
5.
Peserta Didik
6.
Pendidik
7.
Pembaruan Pendidikan Terbaru
C. PENUTUP
1.
Kesimpulan
2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
B.
DESKRIPSI PENULISAN
1.
Gambaran Umum Korea Selatan
Republik
Korea Selatan yang didirikan pada tahun 1948 terletak di semenanjung daratan
Asia Timur. Luas wilayah 99.678 km², terdiri atas semenanjung serta 3200 buah pulau yang besar dan
kecil dengan batas-batas wilayah sebelah
timur berbatasan dengan lautan pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan selat
Jepang, disebelah barat berbatasan dengan demarkasi militer (garis lintang 38º) yang memisahkan Korea
Selatan dan Korea Utara. Penduduk Korea Selatan kurang lebih 50,19 juta jiwa dengan angka
pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% per tahun dengan kondisi penduduk yang
homogen (etnik Korea), dengan angka literasi 98% (World Almanac 2014).
Korea Selatan terletak memiliki 4 musim yaitu musim panas, dingin, dan
gugur. Waktu musim panas, mulai bulan Juni hingga Agustus.
Pada bulan Agustus suhu rata-rata berkisar 25,4℃. Karena 3 bagian semenanjung Korea
dikelilingi laut, hingga musim panas sangat sesuai dengan olahraga di laut. Musim dingin mulai bulan Desember hingga bulan Pebruari. Suhu
rata-rata berkisar -8℃ di daerah Utara, dan 0℃ di daerah Laut Selatan. Di musim
dingin masyarakat Korea bisa menikmati olahraga di musim dingin dan pariwisata
salju. Di kawasan pegunungan daerah timur, salju cukup banyak turun, hingga
daerah permainan ski dan kawasan papan luncur salju dapat dinikmati mulai bulan
Desember hingga Pebruari. Di musim
semi mulai bulan Maret hingga Mei, dan musim gugur mulai bulan September hingga
Nopember, tidak dingin dan juga tidak panas, hingga sesuai untuk
berjalan-jalan. Di musim semi hujan relatif lebih banyak turun daripada di
musim gugur, namun suhu udara cukup enak dan pemandangan disertai bunga dan
pohon-pohon, indah sekali, jadi sesuai untuk berjalan-jalan. Di musim gugur
udara sangat cerah, hingga paling sesuai untuk berjalan-jalan. Oleh karena itu,
kebanyakan festival dan acara olahraga diselenggarakan di musim gugur
Korea
Selatan memiliki bentuk negara Republik dengan pembagian kekuasaan dalam 3 lembaga yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Lembaga
Eksekutif Korea Selatan dipimpin oleh Presiden sebagai kepala negara dan
Perdana Menteri sebagai pemimpin pemerintahan. Walaupun demikian, Presiden
memiliki autoritas yang lebih besar dalam penetapan keputusan kenegaraan,
domestik maupun hubungan luar negeri. Presiden memiliki masa menjabat selama 5
tahun. Pemilihan umum Korea Selatan menggunakan sistem popular vote dan
terakhir kali diselenggarakan pada Desember 2012 dengan Presiden Park Geun Hye
sebagai pemenang.
Dalam lembaga Legislatif, Korea Selatan memiliki Unicameral
National Assembly atau Gukhoe yang dipilih setiap 4 tahun sekali dan terakhir
diselenggarakan pada 11 April 2012. Assembly ini memiliki 299 seats dan diisi
oleh perwakilan dari beberapa partai politik. Sementara dalam lembaga
Yudikatif, Korea Selatan memiliki Supreme Court dan Pengadilan Banding
Constitutional Court. Korea Selatan sendiri memiliki banyak partai politik,
menurut Komisi Pemilu Korsel, partai politik yang terdaftar pada tahun 2012
sebanyak 8 partai. Namun hanya dua partai besar yang mendominasi hasil pemilu
yaitu partai berkuasa Saenuri dan Democratic United Party.
Adapun
sistem pemerintahan Korea Selatan bersifat sentralistik. Dengan sistem
sentralistik ini, maka kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidang
pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislatif
daerah, seperti yang terdapat pada pemerintahan sistem desentralisasi. Sistem ini didukung semangat masyarakat Korea Selatan
yang populer yakni suka bekerja keras. Sehingga peningkatan kualitas SDM
mengalami perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan pendidikan.
2.
Sistem Pengelolaan Pendidikan
Sistem pengelolaan
pendidikan di Korea Selatan dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan
dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Kebijakan menteri dilaksanakan hingga di daerah otonom. Di
daerah terdapat dewan pendidikan (board ofeducation). Pada setiap propinsi dan
daerah khusus (Seoul dn Busam), masing-masing dewan pendidikan terdiri dari
tujuh orang anggota yang dipilih oleh daerah otonom, dari lima orang dipilih
dan dua orang lainnya merupakan jabatan ex officio; yang dipegang oleh walikota
daerah khusus atau gubernur propinsi dan super intendent, Dewan pendidikan diketuai
oleh walikota atau gubernur.
Pemerintah
menganggarkan pengelolaan sistem pendidikan nasional yang berasal adri alokasi
dana APBN. Anggaran pendidikan Korea Selatan
berasal dari anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran Negara.
Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga forsi anggaran terbesar
diperuntukan untuk ini.
Adapun sumber biaya
pendidikan, bersumber dari, GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan
pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan kejuruan.
Sistem Pendidikan di korea adalah 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMU
dan 4 tahun Universitas, secara umum terdiri dari 6-3-3-4. Untuk jenjang SD dan
SMP semua biaya sekolah ditanggung oleh pemerintah selama 9 tahun.
Sistem pendidikan dari pra sekolah sampai perguruan tinggi terbagi dalam
2 semester pertahunnya. Jika selesai semester pertama sekolah akan libur
sebulan penuh dimusim panas. Jika selesai semester ke dua dan sebelum
dimulainya semester baru akan libur dimusim dingin dan dimusim semi selama 2
bulan. Untuk keluarga yang berpenghasilan rendah, seperti petani dan nelayan
biasanya anak yang usiannya 5 tahun mendapatkan bantuan pendidikan. Saat anak
ingin menempuh pendidikan pra sekolah, para pengajar disekolah itu akan memberi
konsultasi langsung setelah itu baru siswa di terima sekolah. Anak yang telah
berusia 6 tahun terhitung 1 januari diperbolehkan masuk ke sekolah dasar, Korea
punya perhitungan tahun untuk kelahiran yaitu sejak bayi lahir akan dihitung 1
tahun usianya jadi untuk usia 6 tahun menurut kita orang Indonesia maka di
korea adalah 7 tahun.
3.
Jenjang dan Jalur Pendidikan
Seperti halnya
pendidikan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Pendidikan di Korea
Selatan dilaksanakan dalam beberapa jenjang, yaitu jenjang pendidikan primer
(primary education), pendidikan sekunder (secondary education), dan pendidikan
tinggi (high education). Pendidikan primer di Korea Selatan diwajibkan untuk
anak-anak berusia 6 sampai 14 tahun. Pada jenjang pendidikan primer ini,
prosesnya dilaksanakan di taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Pendidikan
sekunder di Korea selatan idealnya dilaksanakan selama 6 tahun, yaitu 3 tahun
di sekolah menengah (setara dengan SMP di Indonesia) dan sekolah atas (setara
dengan SMA di Indonesia). Pada jenjang pendidikan sekunder ini, prosesnya
dilaksanakan sekolah-sekolah kejuruan (setara dengan SMK di Indonesia). Selain
itu, pada usia-usia sekolah menengah dan sekolah tinggi ini, anak-anak Korea
Selatan melaksanakan beberapa pendidikan tambahan, yaitu melalui kegiatan
kursus-kursus tertentu. Pendidikan tinggi di Korea Selatan dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan perkuliahan di beberapa perguruan tinggi, baik perguruan
tinggi negeri maupun swasta yang jumlahnya sekitar 330 perguruan tinggi. Adapun
beberapa perguruan tinggi yang terkemuka di Korea Selatan antara lain
Universitas Korea (Korea University), Universitas Nasional Seoul (Seoul
National University), Universitas Ewha (Ewha Women’s University), dan
Universitas Yonsei (Yonsei University).
Pendidikan SD dimulai dari kelas satu sampai kelas enam
jika tidak ada hal yang khusus setiap tahun bisa naik kelas. Jenis sekolah
dasar juga dibagi 2 yaitu pemerintah dan swasta. Masa pendidikanya sama
perbedaannya hanya pada program khusus dan pada sekolah swasta harus membayar
uang sekolah. Di Korea wajib belajar adalah sampai SMP dan itu tidak dipungut
biaya, hingga tingkat SMU biaya sekolah menjadi tangung jawab individu. Korea
sendiri yang memiliki peraturan 2 anak saja cukup dahulu. Maka saat ini mereka
akan kekurangan generasi muda dimasa yang akan datang. Untuk itu mereka memberi
aturan untuk keluarga yang memiliki anak lebih dari 2, maka setiap anaknya akan
diberi tunjangan perbulan. Disetiap kelas untuk SMP memiliki seorang wali kelas
yang akan memperhatikan kehidupan dan mengarahkan siswanya, dan untuk
masing-masing pelajaran memiliki tenaga pengajar yang berbeda-beda. Mata
pelajaran mereka terdiri dari bahasa korea, moral, sosial moral, matematika,
ilmu science, olah raga, musik, kesenian, keterampilan, bahasa inggris . Dalam
tiap semester ada 2 kali ujian evaluasi, yang hasilnya akan dikirim ke rumah
masing-masing. Menginjak di kelas 3, nilai dan kemampuan siswa akan
dipertimbangkan untuk melanjutkan ke SMU, pada saat ini wali kelas akan memberi
saran dan petunjuk untuk mereka melanjutkan ke SMU.
Untuk pendidikan di SMU ini terdiri dari 3 bagian yaitu Sekolah Mengengah
Umum, Sekolah Menengah Ekonomi dan Sekolah Mengengah Khusus. Secara umum
Sekolah Menengah Umum mempelajari mata pelajaran yang diperlukan untuk masuk perguruan
tinggi. Sekolah Menengah Ekonomi mata pelajaran yang diberikan adalah mata
pelajaran yang dibutuhkan untuk masuk kerja. Sekolah Menengah Khusus adalah
sekolah yang memberikan keterampilan khusus seperti bidang scince atau bahasa
asing, olah raga dan lain-lain. Siswa jika lulus SMU bisa bekerja atau masuk
perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi di Korea terbagi 2 yaitu, masa pendidikan 4 tahun dan 2
tahun, sebagian besar mempelajari dasar-dasar kejuruan tentang mata kuliah
keahlian, berbeda dengan masa pendidikan 4 tahun yang mempelajari ilmu secara
keilmuan. Seseuai dengan dasar tuhuan Universitas terbagi menjadi Universitas
Umum, niversitas Kejuruan, dan Universitas Khusus. Universitas Kejuruan
contohnya pendidikan, komunikasi, pembukuan, teknik. Universitas Khusus
meliputi perpajakan, kepolisian dan akademi militer. Saat akan masuk
Universitas secara umum ditentukan nilai SMU dan setiap tahun mengikuti ujian
kemampuan dan bakat. Walaupun mereka dapat masuk ke Universitas dengan ke 2
nilai tersebut cara pemilihan siswa sedikit berbeda di setiap Universitas
karena di setiap Universitas mempunyai syarat-syarat tertentu. Jika orang
tuannya asing bisa mengikuti ujian saringan khusus pelajar asing.
4.
Kurikulum dan Pembelajaran
a.
Kurikulum
Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan
sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas
dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima
langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing
siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di
sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan
adanya kebijakan "equal accessibility" ke sekolah menengah di
daerahnya.
Kini Korea mengimplementasikam kurikulum pendidikan
dengan menekankan pada pemberian bekal kompetensi untuk dunia kerja dan
mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan untuk melanjutkan kejenjang
berikutnya. Kurikulum dikembangkan oleh dewan pendidikan/sekolah sesuai dengan
karakteristik lingkungan belajar, siswa, dan daerah dengan memperhatikan
perkembangan dimensi global. Baik negri dan swasta
sekolah memiliki kutikulum
yang relatif sama, yaitu lebih
banyak mengajarkan kemandirian, kreatifitas dan bersosialisasi dengan
lingkungan. Mengajarkan tentang kehidupan sehari-hari dan perkembangan iptek.
Sekolah diberi keleluasaan untuk menambah kurikulum lokal
sesuai minat siswa dan kondisi wilayah masing-masing, dengan pilihan kurikulum
lokal yang diarahkan kepada masalah : Pertanian, perikanan, dan Teknologi, yang
mampu membawa siswa untuk memiliki kreatifitas terutama untuk kehidupannya.
Untuk kasus korea selatan tentang kurikulum muatan lokal implementasinya sangat
berbeda dengan Indonesia, yang rata-rata memasukkan kurikulum lokal yang “
tidak” langsung berhubungan dengan pemenuhan harkat hidup siswa, seperti
kurikulum lokal hanya terbatas pada bahasa daerah/bahasa asing, seni dan
lain-lain, yang tidak atas dasar keinginan siswa dan kondisi daerah setempat.
b.
Pembeljaran
Korea
Selatan sangat terobsesi dengan
pendidikan. Pendidikan benar-benar ditekankan kepada siswa seperti orang gila.
Seberapa keras siswa belajar? Selama tahun-tahun sekolah mereka dan
kadang-kadang bahkan selama bertahun-tahun, siswa pergi ke sekolah dari jam 8
pagi sampai lewat tengah malam. Hal ini dikarenakan setelah selesai sekolah,
mereka harus menghadiri pendidikan khusus untuk mencoba untuk meningkatkan
kinerja akademis mereka. Mereka diprioritaskan untuk mempersiapkan diri
mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang sangat ketat, yang banyak mendukung
masa depan mereka.
Pembelajaran di Perguruan Tinggi menjamin kesempatan
peluang kerja. Di Korea, jika masuk sebuah universitas
bergengsi, akan memperoleh kesempatan yang baik untuk mendapatkan informasi
pekerjaan yang baik. Seorang mahsiswa
memasuki universitas
yang baik tidak hanya menjamin keadaan ekonomi individunya, tetapi juga
mencerminkan reputasi orang tua. Dalam budaya Korea, pertimbangan yang paling
penting bagi seorang pimpinan bukan kepribadian atau pengalaman kerja,
melainkan di Universitas apa orang tersebut belajar. Korea memiliki tingkat
kelulusan SMA 97%, ini adalah yang tertinggi tercatat di negara-negara maju.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa 80% sekolah-sekolah di korea memperbolehkan hukuman fisik.
5.
Peserta Didik
Anak-anak Korea Selatan paling tidak bahagia menurut
studi di antara negara-negara maju, menurut pemerintah Selasa (4/11),
karena stress akibat tekanan pendidikan yang sangat tinggi di negara itu. Korea Selatan ada di posisi paling bawah di antara 30
negara dalam tingkat kepuasan anak-anak dengan hidup mereka, menurut
Kementerian Kesehatan Korea Selatan, diikuti oleh Rumania dan Polandia. Faktor paling relevan dalam kepuasan hidup anak-anak
adalah stress akademik, diikuti dengan kekerasan di sekolah, ketagihan
Internet, kelalaian dan kekerasan dunia maya," menurut kementerian
tersebut mengenai survei yang dilakukan atas lebih dari 4.000 rumah tangga
dengan anak-anak berusia kurang dari 18 tahun.
Kepala Bank
Dunia Jim Yong Kim, yang lahir di Korea Selatan, mengatakan sistem
pendidikan telah memberikan beban berat di pundak anak, dengan fokus pada
kompetisi dan jam belajar panjang. Lebih dari setengah anak-anak usia antara 15
dan 19 tahun yang ingin bunuh diri menyebut kinerja akademik dan ujian masuk
universitas sebagai alasan, menurut Statistik Nasional Korea.
Orang-orangtua
Korea Selatan dikenal memasukkan anak-anak ke sekolah-sekolah untuk belajar sampai
malam hari, dan mulai pengajaran Bahasa Inggris di taman kanak-kanak. Korea Selatan juga memiliki prestasi buruk dalam indeks pembatasan anak,
yang mencakup kemiskinan anak dan waktu untuk hobi dan sekolah atau aktivitas
klub. Negara itu ada di posisi paling bawah, setelah
Hungaria dan Portugal.
6.
Pendidik
Kondisi lain
yang dapat dipetik dalam hal pendidik/guru, dimana Negara ini untuk menjadi
guru SD saja pada tahun 1990-an harus
D-II dan untuk sekolah menengah harus diploma 4. Kondisi ini jika dibandingkan
dengan Indonesia, terutama sepuluh tahunan ke belakang, guru SD kita hanya
bertingkat SLTA/SPG dan baru sebagian kecil yang setingkat D-II PGSD, yang kini
setelah sebagian besar telah berkualifikasi D-II PGSD baru mulai beranjak ke S1
PGSD, karena adanya tuntutan UU Guru dan Dosen tahun 2005. Jadi dari segi latar
pendidikan guru SD saja kita sudah tertinggal kurang lebih 20-50 tahun
dibandingkan dengan Korea Selatan Belum lagi masalah karier, dimana Negara ini
telah menerapkan sistem sertifikasi terhadap guru agak lama, sedangkan guru
sekolah menengah (SLTP/SLTA) di Korea mensyaratkan harus berlatar belakang
S2/S3 dengan kajian khusus atau bidang study, beda halnya di Indonesia yang
terkadang satu guru bisa mengajar apa saja, bahkan tidak aneh bila guru agama
mengajar matematika dll, serta sebaliknya. Mengingat pendidikan merupakan
”titik sentral” dalam maju mundurnya kondisi bangsa, untuk itu sudah
selayaknyalah anggaran pendidikan harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
paling penting juga menjamin kesejahteraan para guru sebagai prajurid
terdepannya, sehingga para guru dapat merasa bangga dalam menjalankan tugasnya.
Hal ini cukup beralasan, karena menurut Ferggosun, (1999) bahwa “………Semakin
tinggi gaji guru semakin berkualitas hasil pendidikan”.
7.
Pembaruan Pendidikan Terbaru
Sampai
pertengahan 1990-an, industri-industri di korea masih berorientasi terhadap
proses manufaktur produk. Namun pada akhir 1990-an, pemerintah mulai mengganti
kebijakan ekonomi industri dari yang semula berorientasi pada manufaktur
produk-produk menjadi berorientasi kepada pengembangan produk yang berbasis
pengetahuan. Untuk mendukung kebijakan ini pemerintah mengganti kebijakan
pendidikan tinggi yang tadinya fokus ke masalah pendanaan sekolah menjadi
berorientasi untuk menciptakan lingkungan intelektual yang mendukung tumbuhnya
inovasi. Langkah nyata pemerintah Korea Selatan adalah dengan mengeluarkan
proyek BK 21, yaitu proyek ambisius Korea Selatan untuk menciptakan masyarakat
modern yang berbasis ilmu pengetahuan.
Pemerintah Korea Selatan menjabarkan tujuan pendidikan dalam tiga sasaran
utama, yakni pengembangan sumber daya manusia, penguatan pada kesejahteraan
pendidikan, serta pembangunan sistem desentralisasi dan reformasi daerah. Pengembangan
sumber daya manusia diyakini akan memperkuat negara itu memasuki persaingan di
dunia internasional. Melalui penguatan kesejahteraan pendidikan bisa diatasi
kesenjangan pendidikan dan meningkatkan integrasi sosial. Sementara untuk
memperluas pembangunan negara dan daya saing daerah yang merata, dipersiapkan
desentralisasi sektor pendidikan dan reformasi sistem pendidikan daerah yang
terarah.
Perguruan tinggi pun diberi peran dalam pengembangan pendidikan, melalui
program "Brain Korea 21" atau BK21. Program ini bertujuan
meningkatkan derajat sumber daya manusia Korea Selatan memasuki persaingan
dalam komunitas internasional abad ke-21. Dimulai sejak tahun 1999 dan
direncanakan berlangsung selama tujuh tahun, hingga tahun 2005. Melalui program
ini pemerintah mengucurkan dana sebesar 1,4 triliun won (sekitar Rp 11,2
triliun), untuk mendanai perguruan tinggi dengan titik berat pada kegiatan
penelitian. BK21 menjadi semacam unit riset unggulan dalam pendidikan tinggi
Korea Selatan.
Upaya pemerintah mengatasi masalah keterbatasan materi dengan membuka saluran pendidikan di jaringan
televisi pendidikan milik pemerintah, Educational Broadcasting System (EBS),
agaknya belum dapat sepenuhnya membendung hasrat anak untuk mengikuti les
privat. EBS menayangkan siaran pendidikan dengan berbagai materi pelajaran.
Ada prinsip yang ditanamkan sejak kecil kepada orang-orang Korea Selatan
agar selalu berada selangkah di depan. "Ketika orang lain sedang tidur,
kamu harus bangun. Ketika orang lain bangun, kamu harus berjalan. Ketika orang
lain berjalan, kamu harus berlari. Dan ketika orang lain berlari, kamu harus
terbang."
Bagi pemimpin Korsel, sebagaimana halnya juga di Amerika Serikat,
penggunaan teknologi untuk pendidikan di sekolah merupakan pertanda kemajuan
peradaban tersendiri. Hal itulah yang menjadi alasan Departemen Pendidikan
Korea Selatan mengumumkan rencana dalam menggantikan buku teks menjadi buku
digital (e-reader) pada tahun 2015 dengan anggaran sebesar US$ 2,4 Miliar.
Tetapi, setelah pemerintah Korsel mengetahui data terbaru bahwa 10%
anak-anak di Korea Selatan menunjukkan gejala kecanduan video game, belum lagi study mengenai dampak negatif melihat layar dalam waktu terlalu
lama; kini justru pemerintah Korsel untuk sementara melarang penggunaan buku
digital dalam rentang waktu tertentu. Hal ini berdampak terhadap pengunduran
rencana pemerintah Korsel, yang beralih ke buku digital tahun 2015 kelak untuk
siswa SD kelas satu dan dua. Tetapi, untuk siswa tingkat lanjutan yang telah
terlanjur menggunakan buku digital, kembali diimbangi dengan penggunan buku
cetak seperti biasa.
C.
KESIMPULAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian dan pembahasan dalam makalah
Sistem Pendidikan di Korea Selatan, dapat dipahami bahwa pengelolaan sistem
pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatan sumber daya manusia.
Pengelolaan tersebut membutuhkan political will dan dinsmiks social yang baik
dari semua warga negara.
Secara rinci hasil deskripsi makalah ini yang dengan
memperhatikan berbagai sumber dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dari gambaran umum Republik
Korea Selatan didirikan pada tahun 1948 terletak di Asia Timur. Luas wilayah 99.678 km². Jumlah penduduk 50,19 juta
jiwa. Sistem dan pengelolaan pendidikan bersifat sentralistik, sementara di
daerah otonom dewan pendidikan banyak memberi kontribusi perkembangan
pendidikan di Negara ini. Sehingga pendidikan sangat maju dan menjadi terbaik
di Asia.
b. Sistem pengelolaan pendidikan di Korea Selatan
dilaksanakan oleh pemerintah. Kekuasaan dan
kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Kebijakan menteri dilaksanakan hingga di daerah otonom.
Pemerintah menganggarkan dana 20% dari APBN untuk biaya pendidikan.
c. Korea Selatan ada tiga jenjang pendidikan yaitu
pendidikan primer sederajat SD, pendidikan sekunder sederajat dengan SMP dan
SLTA, dan pendidikan tinggi. Pada perguruan tinggi dibedakan 2 jenis
mempelajari keilnuan dan keahlian.
d. Kurikulum mengedepankan penguasaan kompetensi praktis
pada penguasaan iptek dan memberi bekal keahlian untuk dunia kerja. Disusun
oleh dewan pendidikan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan sekolah. Sekolah
diberi keleluasaan mengembangkan kurikulum sesuai karakteristik budaya lokal.
e. Peserta didik di Korea Selatan paling tidak bahagia dalam
belajar. Mereka belajar dari jam 08.00 pagi hingga malam. Beban belajar anak
sangat tinggi dan pembatasan anak merupakan terburuk di dunia.
f. Kualifikasi pendidik di Korea Selatan untuk jenjang
pendidikan primer minimal S1, sementara di jenjang sekunder minimal S2/S3.
Untuk meningkatkan kesejahteraan guru ada sertifikasi dan intensif dari
pemerintah.
g. Reformasi pendidikan di Korea Selatan terus dilakukan lembaga
ekskutif dan legislatif dalam mengambil kebijakan kurikulum. Pemerintah
mengganti kebijakan pendidikan tinggi yang tadinya fokus ke masalah pendanaan
sekolah menjadi berorientasi untuk menciptakan lingkungan intelektual yang
mendukung tumbuhnya inovasi.
2.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan penulis mempunyai saran sebagai berikut:
a.
Kurikulum di negara kita hendaknya dapat mengadopsi dari Korea Selatan yang
mengedepankan penguasaan iptek dan keahlian untuk dunia kerja.
b.
Pemerintah hendaknya memfasilitasi program S2 bagi guru-guru mulai dari
guru TK hingga Perguruan Tinggi untuk meningkatkan kompetensi paedagogik dan
profesionalnya sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa sejajar dengan
negara-negara lain yang lebih maju.
c.
Perlua adanya program pendidikan building scholl di Indonesia sehingga siswa
dapat belajar sesuai yang diprogramkan dan terkontrol dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiar Syah Nur,
(2001), Perbandingan sistem pendidikan, Bandung : Lubuk
Agung. Nanag Fattah. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung:
PT
Al-Baghdadi, Abdurrahman. 1996. Sistem Pendidikan di
Masa Khilafah Islam. Bangil-
Jatim:
Al-Izzah
Ngalim Purwanto.
(1993). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Badung: CV
Remaja Karya.
PP No. 19/2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan
Remaja Persada
Karya. NIER, (1999). An International Comparative Study of School
Curriculum. Tokyo, Japan.
Supriadi, Iman
(1988),Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta, P2LPTK
Undap, Andy PP (1988). Pola Kepemimpinan dan profesionalisasi.
Tenaga
Kependidikan. (Disertasi) Bandung; Program Pascasarjana
UPI.
UU No.20/2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Sumber
Internet:
Lampiran

Gedung Perwakilan Korea Selatan

Peta Korea Selatan

Suasana Belajar di SD

Suasana Belajar di
SMP

Suasana Belajar di TK

Fakta Sekolah di Korea Selama 16 Jam
jeongmal gamsahamnida :)
BalasHapusAssalamualaikum. Maaf. Mungkin Bapak tahu mengenai buku pendidikan di korea selatan?
BalasHapusDapatkan pinjaman dana paling tinggi hanya dengan gadai bpkb mobil dan kredit mobil bekas dp rendah serta cicilan yang ringan untuk seluruh wilayah indonesia
BalasHapusUntuk keterangan selengkapnya silahkan hubungi marketing officer kami berikut ini. Cukup melalui sms atau whatsapp, kemudian marketing kami akan segera menghubungi Anda
Contact : Sukma Dinata
Phone/Whatsapp/Sms: 081280295839
Hello Sir, thank you so much for sharing this journal. It helps me a lot. Hope u have a great day, sir!
BalasHapus