Si
Kecil Cabe Rawit

Jangan
menilai berdasarkan usianya, yang baru beranjak dewasa. Namun lihatlah
kemampuan dan prestasinya di berbagai lomba tingkat sekolah dasar. Ya, anak
masih hijau itu memang terbilang kecil tapi cabe rawit. Jika dilihat dari dekat
seperti anak yang masih ingusan dengan polahnya yang masih lugu. Wow, kalau
sudah tampil di pentas lomba aksi anak kecil itu tak diragukan dan boleh diuji.
Ia
adalah Uswatun Khasanah. Ia lahir tanggal 15 Juni 1999 tepatnya di desa
Kedungori Kecamatan Dempet. Ia putri kedua dari pasangan.Loso.dan Hartini saat
ini kelas VI siswa SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet. Walau sudah
berusia dua belas tahun anak yang mempunyai nama panggilan UUS ini memiliki
perawakan tubuh terbilang kecil.
Perjalanan
hidupnya walau ibarat seumuran jagung, namun ia sudah kaya prestasi. Sejak
kelas empat ia telah meraih banyak piala dan piagam. Mula-mula ia berhasil
menyabet juara pertama tari Kukilo di bawah asuhan Ibu Gurunya Nur Handayani,
juara dua Pildacil, regu tergiat Pesta Siaga, Juara Dua Cerita Rakyat, Juara
Pertama tingkat kecamatan. Di kelas lima prestasinya semakin meningkat, berkat
bimbingan Ibu Guru Kelas lima Indah Sukowati, M.Pd, Bapak Kartono, S.Pd dan
bantuan seluruh dewan guru. Prestasi Uus sangat luar biasa untuk anak seusianya
komentar Bapak Supriyanto, S.Pd ketika ditanya rekan-rekan disela-sela
penerimaan piala. Semester dua kelas lima segudang prestasinya berhasil diraih.
Menjadi juara pertama siswa berprestasi, juara pertama lomba cerita rakyat,
juara pertama LCC dan Pildacil tingkat kecamatan.
Pernah
pula membawa trofi juara pertama lomba cipta puisi dalam Lomba Festival Seni
tingkat kabupaten. Beberapa hari berikutnya mengikuti Lomba Festival Seni
tingkat Propinsi di Hotel Lor In Surakarta masuk harapan satu dan mendapat uang
pembinaan yang cukup besar. “Kami merasa bangga bisa tampil dengan teman-teman
sebanyak 34 kabupaten. Karya dan penampilann mereka bagus-bagus, saya banyak
mendapat pengalaman dari mereka “, kata Uus menjawab pertanyaan dari Bapak Ibu
Guru. Uang pembinaan sebagian ia tabung untuk persiapan melanjutkan ke SMP.

Ia
tidak canggung di atas panggung dan pentas lomba. Karena, ia acap dapat
tanggapan nyanyi kecil-kecilan di desa yaitu di acara pernikahan, ulang tahun,
dan pesta ulang tahun. Sekolah juga sering memberi kesempatan tampil baca
puisi, nyanyi, dan menari di acara rapat pleno wali murid. Tampaknya kegiatan
ekstra kurikuler seperti Marching Band sangat berpengaruh besar membentuk
mentalnya.
Awal
mula Uus terbentuk dari campur tangan orang tua mereka. Orang tualah yang getol
mendorong agar ia rajin belajar menyanyi, puisi, dan menari. Lalu, Ibu Guru
Indah Sukowati, M.Pd guru kelas lima yang memiliki kemampuan di bidang seni
memoles dan menggembleng Uus. Ia melatih cara mencipta puisi, menyanyi, dan
bercerita yang benar. Bapak Guru Kartono, S.Pd turut membimbing kemampuannya di
bidang akademik. “Hasilnya cukup mencengangkan. Ia cepat menyesuaikan diri dan
gampang menyerap apa saja yang diajarkan teman-teman guru”, ujar Bapak
Supriyanto, S.Pd Kepala SDN Kedungori 1.
Kini
Uus menunggu penampilannya di Istana Kepresidenan Bogor, hasil karya cipta puisinya bertema Apresiasi
Budaya Bangsa. Hasil karyanya dikirim bersama ketiga temannya untuk diseleksi
ketingkat nasional. Bersamaan dengan itu ia harus mempersiapkan untuk Lomba Pildacil
tingkat Kabupaten. Di tengah kesibukannya ia tetap belajar tekun di kelas
apalagi sekarang sudah kelas enam. Semoga ini akan memberi motivasi tersendiri
bagi teman-temannya di Kota Wali untuk meraih prestasi.
Diberitakan sesuai
aslinya oleh : Kartono, S.Pd Guru SDN Kedungori 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar