Senin, 20 Juli 2015

ARTIKEL LOMBA SI KECIL CABE RAWIT



Si Kecil Cabe Rawit
Jangan menilai berdasarkan usianya, yang baru beranjak dewasa. Namun lihatlah kemampuan dan prestasinya di berbagai lomba tingkat sekolah dasar. Ya, anak masih hijau itu memang terbilang kecil tapi cabe rawit. Jika dilihat dari dekat seperti anak yang masih ingusan dengan polahnya yang masih lugu. Wow, kalau sudah tampil di pentas lomba aksi anak kecil itu tak diragukan dan boleh diuji.
Ia adalah Uswatun Khasanah. Ia lahir tanggal 15 Juni 1999 tepatnya di desa Kedungori Kecamatan Dempet. Ia putri kedua dari pasangan.Loso.dan Hartini saat ini kelas VI siswa SDN Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan Dempet. Walau sudah berusia dua belas tahun anak yang mempunyai nama panggilan UUS ini memiliki perawakan tubuh terbilang kecil.
Perjalanan hidupnya walau ibarat seumuran jagung, namun ia sudah kaya prestasi. Sejak kelas empat ia telah meraih banyak piala dan piagam. Mula-mula ia berhasil menyabet juara pertama tari Kukilo di bawah asuhan Ibu Gurunya Nur Handayani, juara dua Pildacil, regu tergiat Pesta Siaga, Juara Dua Cerita Rakyat, Juara Pertama tingkat kecamatan. Di kelas lima prestasinya semakin meningkat, berkat bimbingan Ibu Guru Kelas lima Indah Sukowati, M.Pd, Bapak Kartono, S.Pd dan bantuan seluruh dewan guru. Prestasi Uus sangat luar biasa untuk anak seusianya komentar Bapak Supriyanto, S.Pd ketika ditanya rekan-rekan disela-sela penerimaan piala. Semester dua kelas lima segudang prestasinya berhasil diraih. Menjadi juara pertama siswa berprestasi, juara pertama lomba cerita rakyat, juara pertama LCC dan Pildacil tingkat kecamatan.
Pernah pula membawa trofi juara pertama lomba cipta puisi dalam Lomba Festival Seni tingkat kabupaten. Beberapa hari berikutnya mengikuti Lomba Festival Seni tingkat Propinsi di Hotel Lor In Surakarta masuk harapan satu dan mendapat uang pembinaan yang cukup besar. “Kami merasa bangga bisa tampil dengan teman-teman sebanyak 34 kabupaten. Karya dan penampilann mereka bagus-bagus, saya banyak mendapat pengalaman dari mereka “, kata Uus menjawab pertanyaan dari Bapak Ibu Guru. Uang pembinaan sebagian ia tabung untuk persiapan melanjutkan ke SMP.
Ia tidak canggung di atas panggung dan pentas lomba. Karena, ia acap dapat tanggapan nyanyi kecil-kecilan di desa yaitu di acara pernikahan, ulang tahun, dan pesta ulang tahun. Sekolah juga sering memberi kesempatan tampil baca puisi, nyanyi, dan menari di acara rapat pleno wali murid. Tampaknya kegiatan ekstra kurikuler seperti Marching Band sangat berpengaruh besar membentuk mentalnya.
Awal mula Uus terbentuk dari campur tangan orang tua mereka. Orang tualah yang getol mendorong agar ia rajin belajar menyanyi, puisi, dan menari. Lalu, Ibu Guru Indah Sukowati, M.Pd guru kelas lima yang memiliki kemampuan di bidang seni memoles dan menggembleng Uus. Ia melatih cara mencipta puisi, menyanyi, dan bercerita yang benar. Bapak Guru Kartono, S.Pd turut membimbing kemampuannya di bidang akademik. “Hasilnya cukup mencengangkan. Ia cepat menyesuaikan diri dan gampang menyerap apa saja yang diajarkan teman-teman guru”, ujar Bapak Supriyanto, S.Pd Kepala SDN Kedungori 1.
Kini Uus menunggu penampilannya di Istana Kepresidenan Bogor,  hasil karya cipta puisinya bertema Apresiasi Budaya Bangsa. Hasil karyanya dikirim bersama ketiga temannya untuk diseleksi ketingkat nasional. Bersamaan dengan itu ia harus mempersiapkan untuk Lomba Pildacil tingkat Kabupaten. Di tengah kesibukannya ia tetap belajar tekun di kelas apalagi sekarang sudah kelas enam. Semoga ini akan memberi motivasi tersendiri bagi teman-temannya di Kota Wali untuk meraih prestasi.

Diberitakan sesuai aslinya oleh : Kartono, S.Pd Guru SDN Kedungori 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar