Senin, 20 Juli 2015

JURNAL PENDIDIKAN MELALUI MAKALA DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER MANDIRI MATEMATIKA



PGRI



LOMBA ARTIKEL ILMIAH
DALAM RANGKA HUT PGRI
TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH

JUDUL

MELALUI “MAKALA” DAPAT MENINGKATKAN  HASIL BELAJAR DAN KARAKTER MANDIRI  MATEMATIKA

Disusun Oleh      
Nama              :    KARTONO, S.Pd
NIP                 :    19710627 199903 1 007
Instansi           : SD Negeri Kedungori 1 Dempet
                            Demak
Alamat Email : kartonosutet@yahoo.co.id


UPTD PENDIDIKAN PEMUDA
DAN OLAH RAGA KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2012
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN “MAKALA” DALAM PENINGKATAN  HASIL BELAJAR DAN KARAKTER MANDIRI  MATEMATIKA.1)
Oleh
Kartono.2)

 
 







ABSTRAK
 The research was motivated than sixth grade students at our school in solving problems Fellowship Biggest Factor (FPB) and more dependent teachers. So we need a learning interesting and challenging to help students work quickly and help the characters mandiri.Salah an alternative through the "Makala"   (playing 'kite frame).
            This study aims to boost student learning outcomes in seeking material FPB to three numbers by using the model of learning "Makala".The research method used was action research conducted over four months in two cycles each cycle of the meeting. Research subjects sixth grade students of SDN Kedungori 1 by 35 students. Each cycle consists of planning, execution, observation, and reflection. Data collection tool using student assessment sheet, and the sheet observasi.Sedangkan data analysis using descriptive analysis techniques percentage with the formula: Σ = N / YX 100%. To determine the improvement of learning outcomes were analyzed with descriptive comparative techniques. Indicators of this research work is considered successful if 85% of all students scored ≥ 65% and 85% of all students scored ≥ Good
The results showed that through the learning model "Makala" can improve learning outcomes of students of class VI Mathematics Kedungori 1 on material SDN looking for FPB two numbers. It can be seen from the increase in the average yield learning from 54.86 to 68.86 the initial condition in cycle 1 with a 61% working indicators of achievement, and in cycle 2 to 85.71 with the attainment of 91% employment indicators and independent character of students Well there is a category ≥ 33 students working with indicators of achievement by 94%
            It can be concluded that through 'Makala' can improve learning outcomes in Mathematics Content looking FPB two numbers so this method can be applied in SDN Kedungori 1 .. It is recommended to fellow teachers should try to apply this learning model in their respective schools.

Kata Kunci:  bermain kerangka layang-layang, hasil belajar, karakter Mandiri[1]


A.     PENDAHULUAN
Matematika mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan daya pikir manusia.  Perkembangan pesat di berbagai bidang teknologi,  informasi,  dan komunikasi juga tidak lepas dari perkembangan matematika.  Dalam buku model kurikulum terbitan BSNP tahun 2008 pada latar belakang pengajaran matematika disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar tujuannya untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,  analitis,  sistematis, kritis,  dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik  dapat memiliki kemampuan memperoleh,  mengelola,  dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,  tidak pasti,  dan kompetitif.
Bertolak dari peranan dan manfaat matematika terhadap perkembangan teknologi di berbagai bidang tersebut,  sekolah dasar diharapkan memberikan pembelajaran matematika secara optimal sehingga tujuan dari pengajaran matematika dapat tercapai.  Realitanya jauh dari harapan.  Umumnya Hasil belajar matematika pada sebagian besar siswa memperoleh hasil yang rendah.  Demikian halnya siswa penulis di SDN Kedungori 1.  Pada waktu pembelajaran matematika dengan materi menentukan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) sampai 3 Bilangan dari 35 siswa di kelas VI, hanya 11 siswa yang mencapai standar ketuntasan minimal atau hanya 31 % saja. Rendahnya hasil belajar matematika tersebut dimungkinkan oleh persepsi siswa terhadap pelajaran matematika. Sebagian siswa menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang menakutkan,  menjadi momok bagi mereka.  Tidak sedikit pula siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang paling sulit dan membosankan.  Banyak siswa yang merasa takut,  enggan, dan kurang tertarik pada pelajaran matematika.  Jika dicermati ketakutan dan keengganan pada pelajaran matematika itu barawal dari ketidakmengertian atau ketidakjelasan siswa pada materi pembelajaran matematika.
Untuk mengubah persepsi siswa terhadap pelajaran matematika,  dari anggapan matematika itu membosankan dan menakutkan menjadi matematika itu mudah,  mengasyikkan  dan menyenangkan perlu peran guru untuk mewujudkannya. Mengingat materi pembelajaran matematika itu bersifat abstrak, maka cara yang dipandang efektif adalah guru harus menggunakan alat peraga.  Dengan alat peraga, sesuatu yang sifatnya abstrak bisa diubah menjadi konkrit.  Disamping itu dengan alat peraga siswa menjadi lebih aktif,  pembelajaran lebih mengasyikkan dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih bergairah yang imbasnya tentu saja adalah hasil belajar yang dicapai siswa  maksimal.
 Dalam proses pembelajaran alat peraga juga berfungsi  sebagai penyaji stimulus (informasi, dan lain-lain) dan untuk meningkatkan keserasian (menyamakan persepsi) dalam penerimaan informasi. Fungsi alat peraga dalam proses pembelajaran adalah untuk mengatasi hambatan dalam proses komunikasi, interaksi,  mengatasi keterbatasan fisik dan mengatasi sifat pasif siswa.  Alat peraga atau media juga diperlukan untuk menunjang pembelajaran bermakna.  Hal ini disebabkan siswa dapat secara langsung mengkonstruksi pengetahuan yang ada, sehingga hasil belajar optimal. Adapun alat peraga yang akan penulis gunakan pada pembelajaran matematika dengan materi menentukan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) sampai 3 Bilangan dengan ”Makala”(bermain Kerangka Layang – Layang ) yang diimplementasikan dengan model pembelajaran kontekstual (CTL ).  Penggunaan  media dan model pembelajaran ini ini penulis terapkan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri atas dua siklus..
Berdasarkan catatan-catatan guru ketika melakukan refleksi setelah pembelajaran selesai dan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat berhasil mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saat pembelajaran yaitu pembelajaran kurang berhasil penguasaan materi masih di bawah KKM, siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran, dan kosentrasi siswa masih rendah dalam mengikuti pelajaran
Peneliti menganalisis penyebab terjadinya masalah tersebut : guru masih menerapkan pembelajaran konvensional, mendominasi pembelajaran,  menggunakan metode ceramah,  tidak menggunakan alat peraga / media yang menarik siswa, dan penjelasan guru tidak interaktif.
Sedangkan dari siswa,  penyebab terjadinya kegagalan pembelajaran matematika dengan materi menentukan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) sampai 3 Bilangan  adalah: siswa mengalami ketakutan/kecemasan pada matematika (math anxianty), Matematika dianggap sulit oleh siswa, siswa bosan mengikuti pembelajaran, dan siswa tidak tertarik dengan cara penyajian guru.
Adapun rumusan masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika tentang Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) sampai 3 Bilangan di kelas VI semester 1 Tahun Pelajaran 2010 /  2011 SDN Kedungori 1 Kecamatan Dempet melalui ”Makala” ?”
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan alat peraga permainan Kerangka Layang - Layang pada pembelajaran matematika dengan materi Menentukan Faktor Persekutuan Terbesar ( FPB ) sampai 3 Bilangan.
Secara teoristis, jika penelitian ini terbukti bahwa melalui model pembelajaran group investigation dengan teknik ”Makala” dapat meningkatkan hasil belajar siswa berarti dapat dijadikan acuan teori untuk penelitian selanjutnya. Selebihnya penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya paedagogig.
Secara praktis, penelitian ini bermafaat bagi: guru untuk berimprovisasai dalam proses kegiatan pembelajaran,  guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi sebagai akibat pembaharuan kurikulum, siswa akan senang belajar matematika dengan cara yang sesuai perkembangan daya nalarnya, dan bagi institusi membantu sekolah.
untuk berkembang karena adanya kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.

B.          METODE PENELITIAN
           Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kedungori 1 selama empat bulan dari bulan Juli s.d. Oktober 2012. Adapun subjek penelitiannya siswa kelas VI semester 1 sejumlah 35 siswa terdiri atas 21 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.
           Penelitian tindakan kelas ini menggunakan teori Kurt Lewin (Arikunto,2006:16) yang menunjuk empat komponen penelitian tindakan kelas yakni: perencanaan(planning), tindakan(action),pengamatan(observing), dan refleksi(reflecting).
            Sesuai teori penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, tiap siklus dalam satu pertemuan (2x35 menit). Tiap siklus terdiri atas kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
            Teknik pengumpulan data menggunakan observasi pada lembar penilaian yang dibagikan siswa setelah mengikuti tes akhir pembelajaran dan perilaku mandiri siswa dalam pembelajaran. Observasi difokuskan pada perolehan hasil belajar siswa yang dikorelasikan dengan kegiatan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
            Sedangkan teknik analisa data menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut  dianalisis untuk dibandingkan dengan teknik deskriftif prosentase yaitu menghitung jumlah siswa yang tuntas dengan jumlah siswa seluruhnya dikali seratus persendengan rumus: ∑=N/Y  X 100% (N=Jumlah siswa yang tuntas, Y=jumlah semua siswa, Sudjana, 2002:67) pada tiap siklus. Untuk mengetahuan peningkatan perbaikan pembelajaran data kuantitatif tiap siklus dianalisa dengan teknik deskriftif komparatif. Hasil penghitungan observasi karakter mandiri siswa dikonsultasikan dengan tabel criteria diskriftif prosentase dalam 5 kategori yaitu sangat baik (86-100), baik (71-85), cukup (55-70), kurang (50-54), dan sangat kurang (0-49).(Murni, 2010:52).
Indikator penelitian ini adalah anak mencapai tuntas belajar apabila anak mendapat nilai minimal 65% atau mendapat nilai ≥ 65%. Penelitian ini dianggap berhasil apabila 85% dari seluruh anak mendapat nilai ≥ 65% dan 85% dari seluruh siswa karakter mandiri siswa kategori ≥ baik. (Mulyasa,  2003:101).
C.         HASIL  PENELITIAN
   1. Data Pra Siklus
Diperoleh gambaran yang menurut H.M.Akib Hamid dan Nan Heryanto dalam Statistik Dasar (2004:3.5) sebagai berikut:











Tabel 1. Hasil Belajar Pra Siklus
No
N.siswa
 (x)
Frekuensi
fx
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2
5
6
6
5
3
5
2
1
40
150
240
300
300
210
400
180
100

Jumlah
35
1920

Rata-rata
-
54,86

Indikator Kerja
11
31%

            Peneliti mengadakan refleksi bahwa penggunaan model pembelajaran sudah optimal namun siswa perlu banyak berlatih untuk memahami konsep,penguasaan materi siswa masih kurang, dan siswa masih banyak memerlukan bimbingan. Perbaikan pembelajaran siklus I yang menitikberatkan pada kegiatan guru dan siswa yaitu penggunaan media kerangka layang - layang sudah ada kemajuan. Sehingga dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus I lebih baik tetapi belum optimal. Dari analisa data hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus I diketahui bahwa nilai terendah 40 nilai tertinggi 100 dan
Sebelum perbaikan siswa yang menguasai materi pelajaran diatas  65 % hanya 11 siswa dari 35 siswa atau 31%.Disini guru hanya menggunakan metode konvensional ceramah,tanya jawab dan tugas. Guru belum menggunakan alat peraga kerangka layan g-layang.
2. Data Siklus I
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan identifikasi masalah dan perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat rencana perbaikan siklus I. Peneliti juga menyiapkan langkah – langkah model pembelajaran Group Investigation dan media pembelajaran yang akan digunakan yaitu alat peraga permainan kerangka layang - layang. Dalam perencanaan telah disusun lembar pengamatan bagi pengamat serta merancang tes formatif.
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan appersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Hasil tes formatif ini dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak
Dari data yang dilakukan oleh pengamat dikatahui bahwa guru sudah menggunakan materi, menggunakan alat peraga dan memberikan soal latihan yang cukup tetapi guru belum mengoptimalkan penerapan model pembelajaran Group Investigation melalui permainan dengan alat peraga kerangka layang - layang. Sedangkan pengamatan terhadap siswa diperoleh data bahwa  masih ada siswa yang kurang konsentrasi, malu bertanya dan diberi pertanyaan tidak menjawab sehingga penerapan model pembelajaran “Makala” kurang maksimal. Siswa perlu dirangsang untuk berani bertanya dan mandiri dalam pembelajaran.










Tabel. 2. Data Hasil Bel. Siklus I
No
Nilai siswa (x)
Frek.
fx
1
2
3
4
5
6
7
40
50
60
70
80
90
100
4
4
9
2
10
3
3
160
200
660
140
800
270
300

Jumlah
35
2410

Rata - rata
-
68,86

Indikator Kerja
11
51%


nilai rata – rata 68,86. Dari 35siswa baru 18 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sedangkan 17 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari 65.
Karakter mandiri siswa yang sebelumya cenderung cukup, meningkat menjadi cenderung baik dan ada yang sangat baik. Hal ini tampak pada banyaknya siswa yang mampu mengerjakan dan memilih soal sendiri meningkat 25 siswa dari 12 siswa kondisi sebelumnya.
Oleh karena itu direncanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Berikut ini penulis akan menyajikan gambaran dalam bentuk tabel dan grafik dari hasil perolehan nilai siswa perbaikan pembelajaran siklus I.

2. Data Siklus II
Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini peneliti merancang rencana perbaikan pembelajaran Siklus II, menyiapkan alat peraga kerangka layang – layang dan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan soal tes formatif.
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan secara bertahap yang diawali dengan appersepsi dan diakhiri dengan tes formatif. Hasil tes formatif ini dianalisa hasilnya untuk menentukan apakah upaya perbaikan pembelajaran tersebut berhasil atau tidak
Dari data yang dilakukan oleh pengamat dikatahui bahwa guru sudah menyampaikan materi, menggunakan alat peraga dan memberikan soal latihan yang cukup tetapi guru belum mengoptimalkan penerapan model pembelajaran ”Makala”. Sedangkan pengamatan terhadap siswa diperoleh data bahwa  siswa sudah konsentrasi dan respon terhadap materi, ada keberanian bertanya dan diberi umpan balik tampak aktif sehingga penerapan model pembelajaran ini sudah maksimal.
Peneliti mengadakan refleksi bahwa perbaikan pembelajaran siklus II dengan teknik “Makala” ada kemajuan signifikan. Sehingga dapat dikatakan perbaikan pembelajaran siklus II lebih baik dari Siklus I. Dari analisa data hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II diketahui bahwa nilai terendah 40 nilai tertinggi 100 dan nilai rata – rata 68,86. Dari 35siswa baru 18 siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sedangkan 17 siswa yang lain memperoleh nilai kurang dari 65.  
Karakter mandiri siswa meningkat pesat. Hal ini tampak pada banyaknya siswa yang mampu mengerjakan dan memilih soal sendiri meningkat 33 siswa dari 25 siswa kondisi sebelumnya. Ada 2 siswa masih memerlukan bimbingan karena mengalami lambat belajar.
Oleh karena itu tidak perlu ada siklus selanjutnya. Berikut ini penulis akan menyajikan gambaran dalam bentuk tabel hasil perolehan nilai siswa perbaikan pembelajaran siklus II











Tabel. 3. Data Hasil Belajar Siklus II
No
Nilai siswa (x)
Frek.
fx
1
2
3
4
5
60
70
80
90
100
3
2
17
8
5
180
140
1360
720
500

Jumlah
35
3000

Rata - rata
-
85,71

Ind.Kerja
31
91%

Hasil tersebut bila dibandingkan dengan data kondisi awal kelas dengan siklus I maka mengalami peningkatan dimana hasil tes formatif siklus I rata-rata 68,86 meningkat 15,00 dari pra siklus yang hanya 54,86. Prosentase ketuntasan di atas KKM 65 dari pra siklus yang hanya 31% menjadi 51% jadi ada peningkatan 20%. Demikian halnya pada siklus II skor rata-rata 85,71 dan prosentase ketuntasan mencapai 91% jauh lebih baik dari kondisi awal dan siklus I. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada table berikut:


Tabel. 4 Data Peningkatan Hasil
             Belajar Siswa  dari Kondisi
         Awal, Siklus I, dan Siklus II
Hasil Belajar
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Rata - rata
54,86
68,86
85,71
Indikator Kerja
31%
51%
91%

          Dilihat dari variabel karakter mandiri siswa pada pelaksanaan pembelajaran mulai kondisi awal mengalami peningkatan baik dan sangat baik, dan penurunan karakter mandiri cukup, kurang, dan sangat kurang, seprti tampak pada tabel berikut:
Tabel. 5 Data Peningkatan Karakter Mandiri Siswa
          dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Karakter Mandiri
Pra Sik.
Siklus
I
Siklus II
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kur.
4
8
11
7
5
10
15
6
3
1
15
18
1
1
-

          Berhasilnya ”Makala” meningkatkan hasil belajar siswa, disebabkan karena siswa mengenal kerangka layang-layang yang digunakan sebagai media bermain dan belajar di lingkungannya. Media ini sesuai dengan perkembangan siswa, sehingga terasa lebih rileks dalam mengerjakan variasi soal-soal FPB. Siswa mampu menyelesaikan soal-soal secara mandiri dan tumbuh karakter rasa ingin tahu.
           
D.         PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa secara umum implementasi model pembeljaran “Makala” dapat meningkatkan hasil belajar dan karakter mandiri Matematika materi mencari FPB siswa Kelas VI semester 1 SDN Kedungori 1 Dempet Demak tahun pelajaran 2012/2013.
Penulis menyarankan kepada rekan guru agar mengoptimalkan pembelajaran melalui berbagai aktivitas mecoba menerapkan inovasi pembelajaran seperti penelitian tindakan kelas ini tentu saja relevansikan dengan kondisi peserta didik. Selamat mencoba!


DAFTAR PUSTAKA
Agus Mulyana,Asnawi Zainul,2008,Tes dan Asesmen di SD,Jakarta,   Universitas Terbuka.
Akib Hamid,Nar Heryanto,2008,Statistik Dasar,Jakarta Universitas Terbuka.
Asep Herry Hermawan,dkk,2008,Pengembangan Kurikulum da Pembelajaran ,Jakarta,Universitas Terbuka.
BNSP. 2006. Standar Isi. Jakarta
Depdikbud. 1994. GBPP Matematika SD Tahun 1994. Jakarta
Denny Setiawan, dkk. Kompuer dan Media Pembelajaran. Jakarta : UnVIersitas Terbuka
Dr. Wina Sanjaya, M.Pd. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
Hudoyo, Herman. 1990 Straegi Belajar Matematika. Malang : IKIP Malang Press
I.G.A.K.Wardani, Kuswaya Wihardi, Nochi Nasution, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka
Kasri,    M.K. 1994, Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung. Jakarta :  Erlangga
Karso,dkk. Pendidikan Matematika1. Jakarta : UnVIersitas Terbuka
Mulyasa.  2004.  Kurikulum Berbasis Kompetensi.  Bandung : Remaja Rosda Karya
Udin.S.Winataputra, 2004.Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka.





























































































SURAT PERNYATAAN

                Yang bertanda tangan di bawah ini saya :

Nama                                                                    :  KARTONO, S.Pd
NIP                                                                         :  19710627 19903 1 007
Tempat dan tanggal lahir                              :  Demak, 27 Juni 1971
Pangkat / Golongan                                        :  Penata  / IIIC
Jabatan                                                                                :  Guru SD
Alamat Sekolah                                 : SD Negeri Kedungori 1 UPTD Dikpora Kecamatan
                                                              Dempet  Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah
Alamat Rumah                                  : Desa Babat RT 05 RW I Kecamatan Kebonagung
                                                              Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah
NO.HP                                                                  : 081 325 365 916

                Dengan ini menyatakan bahwa naskah yang kami kirim ke Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan judul  KUMPULAN PANTUN BERKARAKTER BANGSA ( untuk kategori Pengayaan Kepribdian), benar – benar asli, tidak berseri, tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain sebagian atau seluruhnya, belum pernah menjadi pemenang sebagian atau seluruhnya dalam sayembara manapun, dan belum pernah diterbitkan sebagian atau seluruhnya dalam penerbit manapun.

                Demikian surat pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.



                                                                                                                                                Demak. 2 April 2012
                                                                                                                                                Penulis Naskah




                                                                                                                                                KARTONO, S.Pd
                                                                                                                                       NIP. 19710627 199903 1 007















      

             









1. Hasil Penelitian, Tahun 2012
2. Guru SDN Kedungori 1